Cegah SARA di Lingkungan Sekolah Emil Dardak Kedepankan Upaya Preventif Pencegahan Sejak Dini

Berita14 Dilihat

SURABAYA, patrolinusantara.press – Guna mencegah terjadinya berbagai konflik maupun permasalahan di sekolah utamanya persoalan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan), Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyatakan bahwa diperlukan pencegahan sejak dini melalui upaya preventif untuk dapat mencegah terjadinya pemicu konflik yang lebih luas. 

Pencegahan dini berbasis SARA di lingkungan sekolah harus dilakukan dengan pendekatan preventif, bukan reaktif. Sehingga langkah tersebut dapat mencegah terjadinya permasalahan atau konflik yang lebih besar. 

“Saya melihat bahwa sekolah harus memiliki sebuah ekosistem sekolah yang diimplementasikan dalam program kesehatan yang akan mengefektifkan upaya preventif menghindarkan permasalahan SARA,” ungkap Emil Dardak panggilan akrab Wakil Gubernur Jawa Timur itu saat membuka Seminar dengan Tema ‘Pentingnya Mencanangkan Program dan Kebijakan untuk Pencegahan Dini Terhadap Ekstremisme Berbasis Sara di Lingkungan Sekolah’ di Hotel Wyndham Surabaya, Selasa (15/3). 

Ia mengatakan, terkadang sikap, perbuatan maupun candaan yang ringan antara guru dengan murid, atau sesama murid bisa berpotensi memunculkan potensi SARA sehingga harus segera dihindarkan di lingkungan sekolah.

“Terkadang, candaan-candaan yang ringan bisa berpotensi memunculkan potensi SARA yang harus dihindarkan,” ungkapnya. 

Emil menyebut, ekosistem sekolah meliputi tenaga pendidik atau guru, murid dan wali murid menjadi salah satu fokus utama dalam mengedepankan upaya preventif atau pencegahan di sekolah, sehingga dapat terhindarkan dari konflik SARA. 

Deteksi dini, lanjut Emil, harus diciptakan dalam ekosistem sekolah melalui sarana komunikasi yang efektif melalui integrasi program kepada guru kepada murid maupun wali murid di setiap sekolah. 

Menurutnya, pencegahan dini terhadap ekstremisme berbasis Sara di lingkungan sekolah harus didukung melalui pendekatan Multi Stakeholder dan Human Security. 

“Menyikapi konflik seperti ini dibutuhkan upaya preventif harus dihindari sebagai bentuk pencegahan secara dini agar tidak terjadi konflik yang lebih besar,” jelasnya. 

Lebih lanjut disampaikan Emil, ujaran kebencian yang saat ini dikemas melalui berita berita Hoax bisa mendorong terjadinya kebencian kolektif, diskriminasi, pengucilan kekerasan harus dipahami sebagai proses yang harus dihindarkan. 

Pada kesempatan yang sama, Emil juga menyinggung tentang kemajuan teknologi utamanya disrupsi metaverse yang menawarkan ideologi kebebasan, keterbukaan hingga kedaulatan individu. 

Disisi lain, hadirnya media sosial di tanah air dalam beberapa tahun terakhir sangat kuat merubah peradaban dari nilai nilai yang telah ada. “Pengaruh media sosial yang kebablasan memberi pertarungan ideologi bangsa,” tutupnya. 

 

(Ngasri/A/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *