Jakarta | patrolinusantara.press – Direktur Litbang Indonesia Good Governance Watch (IGW) Sandri Rumanama menganggap gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U20 bukan karena desakan kuat sebagian masyarakat Indonesia yang menolak Israel untuk ikut berkompetisi tapi memang ada operasi intelejen sampai ke konspirasi politik internasional.
“Saya rasa soal penolakan Timnas Israel untuk ikut berkompetisi itu bukan alasan, tapi ada konspirasi politik dan operasi intelejen,” ujarnya.
Sandri menjelaskan bahwa Israel sudah menduga jauh sebelumnya bahwa mereka akan menuai protes keras jika mereka lolos quarter final piala dunia U20 di Indonesia.
Ia menambahkan selain alasan di atas Israel punya determinasi cerminan sejarah atas pembantaian atlet mereka sehingga mereka lebih detektif & politis dalam memainkan peran politik multibilateral di dunia olahraga melalui operasi intelejen.
“Ya Israel ini negara dengan intelejen terbaik ada MOSSAD, AMAN, & SHIN BET,” ucap Sandri (31/3).
Informasi dan operasi mereka tak bisa kita ragukan, mereka berkaca dari sejarah kelam mereka selain itu Israel punya kekuatan diplomasi politik multibilateral yang kuat dengan negara negara anggota FIFA.
” Ya mereka punya sejarah kelam atas pembantaian atlet mereka yang kita kenal dengan (black September), pada 5 september 1972 orang-orang Palestina menyandera dan membunuh 11 atlet Israel dan seorang polisi di Munich Jerman dan tragedi ini tak boleh terulang lagi sehingga operasi intelejen Israel pasti memberikan analisis konflik dan infofmasi ke FIFA untuk memeprtimbangkan ini, selain itu gaya diplomasi politik multibilateral mereka dengan negara negara anggota FIFA sangat baik inilah yang menjadi dasar pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah,” jelasnya.
Sandri menegaskan agar pemerintah mengambil langkah kongkrit untuk segera menyelesaikan persoalan ini, karena ini menjadi ancaman stabilitas keamanan melalui isu isu politik yang provokatif karena Indonesia saat ini menuju tahun politik.
” Jangan pikir setelah batal jadi tuan rumah lalu masalah selesai, ini jadi black campaign saya tegaskan agar pemerintah punya langkah kongkrit penyelesaian persoalan ini, karena ada pihak yang mau mengambil keuntungan politik melalui persoalan ini dengan isu isu politik yang agitatif & provokatif,” tegasnya.