Diskusi GMRI Dan Posko Negarawan Bersama Forum Kamaira Untuk Menyongsong Kebangkitan Peradaban Spiritual Dunia Dari Indonesia

Oleh Jacob Ereste

 

Opini | patrolinusantara.press – Spiritual itu adalah kekuatan Tuhan yang bersemayam dalam hati dan jiwa manusia yang senapas dengan ruh yang tidak terjangkau oleh akal. Karena itu, akal dan pikiran perlu dikendalikan oleh spiritual yang berasal dari Tuhan. Demikian ungkap Sri Eko Sriyanto Galgendu saat diskusi bersama forum Kamaira di Kedai Harian kapi, di kawasan Kodau, Bekasi Selatan, Sabtu 29 April 2023.

Kamaira adalah perhimpunan anak-anak muda yang bergerak aras rasa cinta dan kasih, untuk saling berbagi dalam banyak hal tanpa sekat oleh apapun, termasuk agama dan latar belakang asal anggota yang bersangkutan.

Artinya, kata Richardo selaku Ketua sekaligus  pembesut Kamaira, bahwa kawan-kawan yang bergabung bersamanya memiliki kegelisahan dan hasrat yang sama untuk menemukan jati diri sebagai anak bangsa yang ingin membangun masa depan bersama lingkungan dan alam serta tatanan sosial yang harmoni yang rukun dan damai menyongsong masa depan di jagat raya ciptaan Tuhan.

Masalah bangsa Indonesia hari ini kata Sri Eko Sriyanto adalah krisis kepribadian — etika, moral dan akhlak — karena abai pada etik profetik yang dibisikkan Tuhan melalui para Nabi untuk menjaga manusia sebagai khalifah di muka bumi. Relevansi dengan gerakan kebangkitan  kesadaran dan pemahaman spiritual, maja upaya untuk nation karakter building — karakter bangsa — harus kuat, agar tidak kalah untuk mengimbangi persaingan dengan bangsa-bangsa bangsa lain di dunia.

Manajemen cinta kasih itu — sama dan sebangun dengan makna rachman dan rachim — seperti konsepsi dalam kitab suci, namun sekarang telah ditumpangi oleh manajemen konflik, sehingga kegaduhan, kerusakan yang menimbulkan disharmoni dan kerusakan dalam semua urusan dan pekerjaan.

Karena itu, umat beragama di Indonesia harus segera menemukan sosok pemimpin spiritualnya masing-masing untuk secara bersama dan bersatu mengatasi masalah negara dan bangsa yang carut marut dan terus gaduh dan menimbulkan keonaran.

Termasuk sikap pongah dan angkuh manusia akibat dominan mengunggulkan kemampuan akal, sehingga memiliki hasrat hasrat menciptakan manusia robot yang berakibat tiadanya tempat bagi Tuhan untuk bersemayam di dalam hati dan jiwa manusia yang mulia sebagai ciptaan-Nya.

Kebangkitan peradaban spiritual pada abad ke-21 sedang berlangsung untuk menyongsong peradaban baru manusia di bumi, tandas Sri Eko Sriyanto Galgendu penuh semangat memotivasi Ricardho dan kawan-kawan dalam diskusi sejak petang hingga menjelang magrib ini.

Padahal, kalau mau mengacu pada masa kejayaan Majapahit, pendapatan setiap pekerja pada masa itu setiap bisa memperoleh 40 juta rupiah setiap orang. Nilainya setara dengan 150 kg beras penghasilan setiap orang pada masa itu. Karena hari ini, rakyat Indonesia pun sebenarnya bisa berpenghasilan sebesar itu setiap hari tanpa perlu  mengeksploitasi sumber daya alam, tandasnya. 

Kemampuan menyatukan Hindu-Buddha pada masa lalu di Nusantara jelas menandai adanya kemampuan suku bangsa Nusantara  bisa bersatu. Tapi sekarang, umat beragama di Indonesia justru dipecah belah, bahkan dalam satu agama saja sulit dibuat alur dan rukun. Dalam satu agama yang sama bisa dibuat bercerai berai, seperti yang terjadi sampai hari ini. Padahal, peradaban Islam pernah mencapai masa keemasan di Nusantara ini, seperti yang mampu dilakukan Sultan Agung hingga membuat Mataram Islam jadi sangat terkenal pada masa itu.

Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 itu dahulu jelas atas nama bangsa Indonesia. Jadi yang harus diutamakan dalam kondisi apapun di negeri ini adalah bangsa Indonesia, bukan bangsa asing. Tetapi realitas yang terjadi justru bangsa asing yang menikmati buah kemerdekaan dari  bangsa Indonesia sampai hari ini. “Jadi setiap warga bangsa Indonesia berhak menagih janji kemerdekaan yang telah diproklamirkan dengan segenap bangsa. Maka itu, untuk dapat mewujudkan UUD 1945 dan Pancasila sebagai perangkat kelengkapan dari kemerdekaan bangsa Indonesia ini, menjadi sulit karena adanya ketimpangan kesejahteraan dan keadilan yang tak mampu diatasi di negeri ini,”.kata Sri Eko Sriyanto Galgendu saat diskusi santai bersama segenap anggota Kamaira di Kedai Harian Kapi, Kodau, Bekasi Selatan, yang akan terus berlanjut, mininal sekali setiap bulan.

Sebab pertanda dari kebangkitan peradaban spiritual pada abad ke-21 kini sudah dimulai untuk segera menyongsong peradaban baru manusia di bumi. Dan semua itu, tandas Sri Eko Sriyanto Galgendu akan dimulai serta berpusat di negeri kita.

Bekasi, 29 April 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *