Ditjen Bimas Islam Gelar Sarasehan Nasional Kemasjidan Tahun 2023

Jakarta | patrolinusantara.press – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) menggelar kegiatan Sarasehan Nasional Kemasjidan tahun 2023.

Kegiatan Sarasehan Nasional Kemasjidan tahun 2023 yang mengusung tema “Masjid Ramah untuk Tahun Kerukunan” ini dihadiri oleh 200 peserta yang berasal dari unsur pejabat Kemenag seperti Kasi Kemasjidan pada 34 Kanwil Kemenag provinsi, perwakilan ormas Islam tingkat pusat, takmir masjid percontohan terpilih, serta sejumlah akademisi, aktivis dan mitra kemasjidan. 

Sebagai pimpinan tertinggi dilingkungan Kemenag, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyambut positif kegiatan Sarasehan Nasional Kemasjidan tahun 2023 karena tiga hal. 

“Pertama, secara normatif upaya revitalisasi masjid dalam kehidupan masyarakat muslim sungguh sangat diperlukan,” ucap Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staf Khusus Menag Nuruzzaman pada pembukaan Sarasehan Nasional Kemasjidan tahun 2023 di Jakarta pada Kamis (16/3/2023) malam. 

Menurut Gus Men, melalui Sarasehan Nasional Kemasjidan ini, masjid tidak hanya sebagai tempat melakukan ibadah mahdhah saja tetapi juga tempat untuk melakukan ibadah ghoiru mahdhah dan masjid juga harus menjadi pusat peradaban umat islam. 

Kedua, lanjut Gus Men, secara substansi kegiatan Sarasehan Nasional kemasjidan ini sangat tepat dan strategis karena saat ini tengah berada di tahun politik yang memiliki potensi konflik yang cukup tinggi.

Gus Men menegaskan dalam tahun politik ini, ada upaya penggunaan masjid untuk aktivitas kampanye politik praktis dan wahana penyampaian narasi yang menyerang pihak lain.

“Untuk mengcounter narasi tersebut, potensi konflik di tahun politik, saya telah mencanangkan 2023 sebagai tahun kerukunan, semoga kita bisa bersama-sama menjaga kondusifitas kerukunan beragama dan kerukunan nasional,” tegasnya.

Terakhir, Gus Men mengungkapkan, sarasehan ini penting karena membahas isu-isu yang tidak sekedar relevan dengan konflik keumatan dan kebangsaan namun juga strategi menata atau merevitalisasi kemasjidan.

“Dalam kesempatan ini pula, saya ingin mengangkat satu isu penting yaitu potensi kemasjidan kita yang kita miliki namun masih stagnan dan perlu direvitalisasi yaitu badan kesejahteraan masjid atau BKM. Badan ini memiliki potensi dan perannya yang sangat strategis dalam pengembangan dan pengelolaan kemasjidan namun belum dioptimalkan,” ungkap Gus Men. 

Karena belum optimal peran BKM, Gus Men meminta Direktorat Jenderal Bimas Islam beserta jajaran di bawahnya untuk merevitalisasi BKM dalam tempo yang sesingkat singkatnya. 

“Lakukan langkah-langkah cepat dan strategis untuk membangun kelembagaan, menata regulasinya hingga upaya-upaya pemberdayaan dan pensejahteraan masjid masjid kita. Tentu akan sangat sinergis dengan Masjid Pelopor Moderasi Beragama (MPMB) yang pernah di-launching tahun lalu, ataupun Program Masjid Ramah, yang kini sedang kita kembangkan,” pungkas Gus Men. 

Gus Men juga mengajak semua aktivis kemasjidan baik Kementerian, Lembaga, BUMN, Lembaga filantropi, LSM juga sektor swasta untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam pelayanan umat dan pemberdayaan masjid-masjid. 

“Jika masjid kita berdaya maka jamaah kian berdaya dan Indonesia dengan sendirinya juga akan berdaya dan terus maju,” tandas Gus Men. 

Hadir dalam kegiatan Sarasehan Nasional Kemasjidan tahun 2023 diantaranya Irjen Kemenag Faisal, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin beserta jajaran direktur di direktorat jenderal Bimas Islam dan Komisi Nasional Disabilitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *