Gelombang Ombak Terjang Tanaman Mangrove di Banyutuwo

Berita15 Dilihat

PATI, patrolinusantara.press – Belum lama, ratusan warga dari beberapa elemen yang peduli terhadap kondisi kawasan pantai di Banyutowo, Desa/Kecamatan Dukuhseti, beramai-ramai melakukan Gerakan bertema ”Mageri Segara.” gerakan menanam 10.000 batang bibit Mangrove, di kawasan pantai tersebut, tentunya dengan harapan agar bisa tumbuh maksimal.

Dimaksudkan supaya kawasan pantai tersebut mampu bertahan dari hantaman gelombang yang menyebabkan terjadinya abrasi, sehingga kondisi lingkungan di kawasan tersebut tetap bisa bertahan maksimal dari hantaman gelombang ombak besar. Apalagi, di lokasi itu juga baru dikembangkan objek wisata buatan yang mulai ramai dikunjungi wisatawan, sebelum masa pandemi Covid 19.

Penjelasan dari Koordinator Tim Relawan SAR Tunggulwulung, Mbah Ali alias Mbah Anggur, upaya penanaman Mangrove bersama-sama yang sudah berlangsung hampir dua pekan lalu, dihantam gelombang. ”Untuk tingkat kerusakannya, memang tidak terlalu besar sehingga bibit yang sebelumnya tertanam tapi tercerabut masih bisa ditemukan di kawasan pantai itu,”ujarnya.

Lanjutnya, mulai kemarin timnya langsung bergerak di lokasi yang memang tak jauh dari markasnya, untuk menanam kembali bibit mangrove yang tercerabut akibat hantaman gelombang besar itu. Sebab, kondisi alam pada musim seperti sekerang atau yang dikenal dengan musim ”baratan” memang memunculkan cuaca ekstrem, dan salah satu di antaranya adalah gelombang besar.

Ternyata, bibit mangrove yang terlepas dari tiang bilah bambu yang menahannya saat tanam pertama, ternyata masih dalam kondisi lumayan baik, dan tidak sampai berubah menjadi kering. Sehingga jika ditanam kembali tetap bisa tumbuh wajar, asal untuk memasukan bagian akar saat menanam bisa diupayakan lebih dalam, agar tidak mudah tercerabut saat dihantam gelombang.

Penyebab tercerabutnya bibit mangrove yang sudah ditanam karena hantaman ombak dan gelombang, karena saat menanam awal memasukkannya bagian akar kurang dalam. ”Atas kondisi yang terjadi ini, kami bersama relawan yang berdekatan dengan lokasi tanam, termasuk anak-anak kami tak ajak membenahi atau menanamnya kembali bibit mangrove tersebut, dan membutuhkan waktu sekitar dua hari,”Tandasnya.

(Ytn/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *