PATI, patrolinusantara.press – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menghadiri Jambore Nasional Komunitas Penyuluh Antikorupsi Seluruh Indonesia kembali mengingatkan, bahwa pemberantasan korupsi bisa berhasil karena contoh pimpinan.
“Kalau top leader tidak firm, tidak tegas di bawah akan goyah. Tapi kalau atasannya firm insyaallah yang bawah pasti mau,” ujar Ganjar dalam keterangan tertulis kepada Patroli Nusantara, Minggu (22/5/2022).
Ganjar mengatakan, membangun budaya antikorupsi di Jateng bermula dari contoh sederhana. Selain itu, regulasi juga menjadi sarana pengereman budaya koruptif.
Orang nomor satu di Jateng ini lalu mencontohkan, perilaku antikorupsi di wilayahnya dengan meniadakan setor pimpinan. Itu dilakukan Ganjar sejak pertama kali menjabat Gubernur.
“Saya blak-blakan ngomong ke OPD saya, stop minta setoran, stop minta komisi, stop gratifikasi. Kalau tetap mau jalan, jangan konangan saya. Kalau ketahuan saya pecat. Kemudian mulai berubah. Nah itu saya lakukan dulu, baru kemudian ada (perubahan budaya),” ungkapnya.
Terkait jambore penyuluh antikorupsi, Ganjar menyambut positif. Ia berharap ada tukar menukar pengalaman dan kiat pencegahan korupsi.
Deputi bidang Pendidikan dan Peran Masyarakat KPK Wawan Wardiana mengatakan, saat ini Komisi Pemberantasan Korupsi menjalankan strategi trisula. Yakni, penanaman nilai integritas melalui pendidikan, pencegahan, dan penindakan.
“Strategi ini akan dilakukan serentak dan simultan. Hari ini adalah upaya bersama implementasikan pendidikan antikorupsi. Penyuluh antikorupsi adalah bentuk peran serta masyarakat untuk mencegah korupsi,” tutup Wawan.
Sebagai informasi, Gubernur Ganjar Pranowo hadir di Jambore Nasional Komunitas Penyuluh Antikorupsi Seluruh Indonesia dan Ahli Pembangun Integritas di Kawasan Kandri, Gunungpati, Kota Semarang yang digelar Jumat-Minggu Pungkasnya.
(Ytn/Hms/red)