Keluh Kesah Seniman Pati, Gadai Dan Jual Barang Gara – Gara Pandemi

Berita, Seni Budaya14 Dilihat

PATI, patrolinusantara.press –  Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, namun juga berdampak di berbagai sektor. Salah satunya adalah para pekerja seni di Kabupaten Pati.

Selama pandemi ini mereka tidak memiliki penghasilan akibat adanya kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

“Saya sudah sejak lama terjun di kesenian . Dan hampir 2 tahun ini tidak ada penghasilan, sebenarnya kalau job ada cuma kalau pentas langsung dibubarkan. Karena dianggap mengundang kerumunan, Kata Sumardi kepada Awak media. Sumardi, menyebut untuk bertahan hidup selama tidak pentas dirinya menjual semua barang berharga yang berada di rumah.

 

“Kalau nggak ada barang yang dijual, iya saya hutang untuk biaya hidup. Kalau tidak pentas iya juga tidak bisa bayar hutang. Pokoknya susah menjadi pekerja seni, ibaratnya bisa mati berdiri kalau orang desa bilang. Apalagi PKKM bisa molor tapi cicilan kredit tidak bisa molor,” ungkapnya.

Hal sama juga dialami pekerja seni lainnya, harus menjual semua kalung dan gelang emas, selama tidak pentas. 

“BPKB motor juga sudah digadaikan dan gadaikan sertifikat tanah milik mertua untuk menyambung hidup,” jelasnya.

Dia juga berharap, pentas kesenian di Pati bisa kembali dibuka dengan aturan sesuai Pemerintah. 

“Harapannya bisa dibuka kembali kesenian, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Ada perhatian secara pasti, baik dari Pemerintah daerah maupun pusat,” ujarnya.

( Ukik/A/ red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *