Madah Kelana Dari Mayjen Rido Hermawa M.Sc

Oleh Jacob Ereste

 

Opini | patrolinusantara.press – Masih dalam suasana lebaran Idul Fitri 1444 Hijriyah, pada 23 April 2023, Mayor Jendral Rido Hermawan M.Sc berkirim hadiah dalam bentuk tiga tulisan semacam madah kelana yang puitik dan penuh nuansa dan nilai spiritualnya yang khas sebagai Koordinator Pengajar di Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) yang sungguh aktif dan kreatif bahkan boleh dikatakan juga inovatif.

Saya sebut semacam Madah Kelana — seperti kumpulan sajak Sanoesi Pane yang diterbitkan oleh Balai Pustaka  Tahun 1931 itu — sebab bingkisan dari Jendral Rido Hermawan ini — lebih dari satu karya. Seperti simbolika dari kue lebaran yang enak dan renyah menyempurnakan kegembiraan hati yang kembali fitri.

Sahabatku yang baik, katanya Tentara yang cukup banyak menghabiskan masa tugasnya di Koppassus ini, lewat untaian narasi sapaannya itu dia katakan, “Di saat suasana yang mencekam begini, mestinya kita memilih hening.

Merenung. Bahkan perlu berdoa secara khusus serta khusuk memohon keampunan dari Illahi Rabbi — Tuhan — untuk semua dosa-dosa kita. Memohon keselamatan untuk diri kita, memohon keselamatan untuk negeri tercinta, dan juga keselamatan untuk jagad raya”, katanya.

Sungguh, aku terpana, gerangan apakah dosa kita sesungguhnya, sehingga seorang Jendral merasa perlu untuk mengingatkan diantara kealfaan kita, sehingga dianggap berdosa ?

Kata bijaknya justru memohon kita sebagai sahabat untuk melihat semua itu dengan hati. Jadi sekarang, agak sedikit terang soalnya kita telah lalai melihat segala sesuatu dengan hati. Karena selama ini kita selalu melihat banyak hal hanya dengan mata biasa, dalam arti yang sebenarnya. Tidak dalam telaah filsafat atau bahkan, jauh dari etik profetik yang semestinya harus senantiasa  dikedepankan.

Menurut Jendral Rido Hermawan, penderitaan besar sedang mengancam di depan kita. Betapa sadisnya kita kalau sampai malapetaka itu datang menyerang karena keculasan kita. Karena atas kesombongan dan kebodohan yang kita pelihara.

Begitulah sapaan dan tegurannya kepada kita — yang dianggap sebagai pemimpin. Hendaknya segera bangun. Sebab kita adalah ayah dari seluruh rakyat.

Ingat, betapa mulianya seorang ayah yang patut dan wajib untuk mengayomi seluruh anak-anaknya. Karena Jendral Rido Hermawan melihat sikap dan perilaku lalim. Dan rakyat harus patuh dan mendengar semua ucapan sang pemimpin. Sehingga sebagai rakyat tetap waspada, karena bisa saja mereka melakukan tipu daya untuk memperkuda kita, sehingga tak lagi dianggap sebagai manusia.

Apapun profesi anda, mulai dari dukun, dokter, tenaga medis dan paramedis serta segenap jajarannya, harus bangkit. Sebab menurut Tenaga Ahli Pengajar Bidang Kewaspadaan Nasional Lemhannas ini, dalam posisimu sedang terancam bencana yang besar. Segeralah ambil tindakan nyata, mulai dari rumah hingga lingkungan. Berdirilah di depan dengan senyum yang tulus untuk melindungi dan melayani dalam suasana  keprihatinan sekalipun.

Jendral Rido Hermawan pun memohon kepada yang mulia para ahli ibadah. Segera tanggalkan alas kaki, untuk segera masuk dan melihat setiap pada segenap lorong dan gang, agar khotbah yang disampaikan tak menyesatkan.

Pedagang dan penyedia jasa pasti menerima bala, kalau sengaja menaikkan harga. Begitu juga bila kau sembunyikan barang dagangan yang ada hanya karena nafsumu serakah semata untuk mengeruk untung dalam kepanikan banyak orang yang sedang perlu dan membutuh barang daganganmu yang kau timbun di belakang rumah.

Sahabat semua, sangat diyakini oleh Jendral Rido Hermawan bila Tuhan pun akan ikut tersenyum, kalau kepedulian pada sesama rakyat yang menderita selalu siap untuk melakukan semua aktivitas serta  profesi pekerjaan seperti biasa, dengan kondisi yang tenang serta segenap rasa cinta meski dalam suasana keprihatinan. Namun toh, tetap selalu berdoa dan tawakal.

Karena itu, menurut He dral Rido Hermawan, semua orang harus membuang kebencian, tidak boleh saling curiga, hingga baku tuduh, atau malah saling menyalahkan. Sebab di dalam kondisi apapun — apalagi dalam suasana dera dan derita — kita harus tetap bersama, sehingga kasih dan sayang tetap terjaga. Sebab dalam kesetiaan dan kebersamaan,  Tuhan pun akan menjaga dan menyelamatkan kita semua. Begitulah model dari Madah Kelana versi Jendral Rido Hermawan. Untuk bagian yang lain, semoga saja bisa  ditampilkan dalam  pada kesempatan  berikutnya.

Banten, 23 April 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *