RA Kartini Sosok Tokoh Yang Luar Biasa Pendobrak Perjuangan Dan Tonggak Dari Kebangkitan Kaum Hawa

Berita60 Dilihat

PATI, patrolinusantara.press Di momen Hari Kartini pada 21 April 2022, Kabid PPA LSM Barisan Patriot Peduli Indonesia (BPPI) DPD Pati, Dwi rumdaningsih merindukan suasana peringatan Hari Kartini di sekolah-sekolah.

Aktivis yang membidangi PPA itu menyayangkan peringatan hari lahirnya pahlawan wanita itu kini sudah jarang dilaksanakan oleh satuan pendidikan di Kabupaten Pati.

Ia mengenang siswa-siswi di Pati yang ramai-ramai mengenakan pakaian adat, ikat kepala atau membawa bendera merah putih. Ada juga berbagai macam acara yang digelar seperti pentas seni, baca puisi, fashion show dan lain sebagainya.

“Mestinya hari ini kami kaum wanita dengan pakaian adat berbaris mengibarkan bendera merah putih sebagai tanda peringatan hari lahirnya Ibu Kita Kartini. Dulu ketika saya masih SD, SMP setiap tahun kita melakukannya. Namun, semakin kesini sudah tidak ada lagi bisa kita rasakan hal semacam itu,” katanya.

Kabid PPA LSM Barisan Patriot Peduli Indonesia DPD Pati itu mengaku prihatin karena sosok penting dalam perjuangan emansipasi perempuan seperti dilupakan.

Arum mengimbau kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati kembali membumikan perayaan Hari Kartini di sekolah-sekolah. Bila perlu menambahkannya di dalam kurikulum wajib.

“Saya sangat prihatin dengan ketidak pedulian pihak pendidikan yang semakin abai akan hari-hari bersejarah seperti ini. Dan mengimbau agar dinas-dinas yang menaungi tergerak hatinya agar memotivasi kaum muda untuk lebih mengenal pahlawan yang telah berjasa untuk bangsa dan negara tercinta,” tuturnya.

Sementara di tempat terpisah Ketua Barisan Patriot Peduli Indonesia (BPPI) DPD Pati Su’ep M.Pd menyebutkan RA Kartini merupakan Sosok tokoh yang luar biasa,Pendobrak Perjuangan dan tonggak dari Kebangkitan Kaum Wanita di Indonesia.

RA Kartini dikenal sebagai Wanita yang pertama kali mendobrak sistem Patriarki di Indonesia khususnya tanah Jawa yang dimana sebelumnya kaum wanita tidak diperbolehkan memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari kaum pria pungkasnya.

 

(Ytn/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *