Reses Suyono Politisi PDIP Asal Slungkep Mayoritas Masyarakat Kendeng Keluhkan Soal Tambang Dan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

Berita15 Dilihat

PATI, patrolinusantara.press – Anggota Komisi C DPRD Pati, Suyono saat serap aspirasi (RESES) bersama warga. Menangkap keluhan masyarakat berkait dengan apa yang menjadi harapan mereka kepada Wakil rakyat,bahwa saat dirinya melakukan reses, telah menerima tiga poin penting yang menjadi keluhan masyarakat sekitar Pegunungan Kendeng.

“Kebanyakan masyarakat sini itu mengeluhkan soal tambang Galian C yang tiap harinya ratusan dump truk keluar masuk mengangkut hasil tambag, yang mengakibatkan jalan rusak parah juga dampak debu yang dirasakan pengguna jalan terlebih rumah warga yang dekat Jalan untuk melintas. Kemudian juga soal kelangkaan pupuk bersubsidi,” kata Suyono saat ditemui Awak media (Patroli Nusantara), belum lama ini.

Yono, juga menyampaikan hal ini sudah kami tindak lanjuti berkait penyampaian aspirasi dan keluhan Masyarakat Kendeng.

Pihaknya sudah melakukan koordinasi ke beberapa instansi terkait seputar jalan rusak, soal tambang kendeng, dan juga pupuk bersubsidi.

“Saya sudah lakukan komunikasi ke dinas-dinas mas, saya telpon langsung itu Kepala Bina Marga, menanyakannya langsung seputar jalan Kayen-Beketel yang rusak parah itu. Mereka bilang anggaran daerah tidak mampu untuk itu,” tuturnya.

Lanjutnya, terkait dengan izin tambang galian C di wilayah Kendeng. Saya sudah lakukan koordinasi juga Menurutnya, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati juga tidak bisa berbuat banyak. Hal tersebut dikarenakan persoalan izin menjadi wewenang Pemerintah Provinsi.

Ia berharap, terkait kejelasan status penambangan, pihak Pemerintah Kabupaten bisa lebih banyak berbicara, karena termasuk dalam lingkup wilayah Kabupaten Pati.

“Harusnya jalan itu kan tanggung jawab kabupaten, harusnya awalnya ada kesepakatan. Biar jika ada kerusakan jalan penambang harus bertanggung jawab. kalau sudah seperti ini kan pemerintah kabupaten ditanya alasannya wewenang provinsi,” pungkas Suyono.

Berkaitan dengan pupuk, pihaknya juga sudah menghubungi Dinas Pertanian, menanyakan seputar pasokan pupuk subsidi untuk masyarakat.

Dari hasil reses yang ia temukan, bahwa masyarakat sangat keberatan jika harus membeli pupuk non subsidi.

Hal tersebut dikarenakan biayanya yang terlalu mahal, sedangkan hasil panen tidak sebanding dengan biaya produksi,dimana ketika panen hasil petani  ditawar dengan harga murah.pungkasnya 

 

(Ytn/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *