Sekilas Tentang Tarekat Naqsabandiyah

Katalog | patrolinusantara.press – Dalam tulisan berjudul Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia karya Martin Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah merupakan Tarekat yg diambil dari nama pendirinya, Syekh Bahaudin Naqsaband dari Bukhara (1390).

Tarekat ini tersebar luas di wilayah Asia Tengah, Volga&Kaukasus, China, Indonesia, India, Turki, Eropa dan Amerika Utara. Ini adalah satu-satunya tarekat yg silsilah penyampaian ilmunya berakar dari Abu Bakar as-Shidiq.

Syeikh Yusup Makassari (1623-1699)adalah orang pertama yg memperkenalkan tarekat ini di Indonesia. Penyebarannya meluas dari Makasar, Kalimatan, Sumatra, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tarekat merupakan sebuah organisasi tasawuf di bawah pimpinan seorang Syeikh yang menerapkan ajarannya kepada para murid-muridnya. Tarekat juga dimaksudkan sebagai suatu jalan yang dilalui oleh calon sufi dalam mencapai ma’rifat. Tidak mudah bagi seorang sufi untuk mencapai titik puncak yang harus dicapai olehnya dalam menjalani kehidupan bertasawuf. Sehingga pilihan lain dari hal ini adalah menjalaninya dengan kehidupan bertarekat.

Dalam perkembangannya, Tareqat sebagai suatu organisasi keagamaan kaum sufi sudah banyak lahir dengan corak yang berbeda. Ini sudah berkembang pesat dan tersebar ke Asia Tenggara, Asia Tengah, Afrika Timur, Afrika Utara, India, Iran dan Turki.

Perbedaan-perbedaan tersebut dalam realitasnya mengarah kepada tujuan yang sama, yaitu berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Karena Tarekat merupakan sebuah organisasi yang lahir dari seorang Syeikh yang berniat ingin melestarikan ajaran-ajaran kaum sufi maka masing-masing dari syeikh tersebut tentu punya cara tersendiri dalam pengembangannya tersebut. Terbukti dengan lahirnya tarekat tersebut semakin berbeda pulalah metode-metode yang digunakan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mudahnya Tarekat berkembang yaitu : 

  1.  Sufi mempunyai kegemaran mengembara dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dalam setiap persinggahannya para sufi ini senantiasa menyampaikan ajaran tarekat yang dianutnya.
  2.  Ajaran Tarekat yang mudah dipahami oleh siapa pun dan tidak mensyaratkan bagi calon murid mempunyai tingkat intelektual yang tinggi.

Di Indonesia, Tarekat juga sudah mulai berkembang pada abad ke-13 hijriah. Terbukti pada periode yang sama lahir 3 organisasi tarekat besar yang berkembang yaitu Qadiriyah, Naqsabandiyah dan Sattariyah. Kemudian disusul oleh tarekat Rifai’iah yang mengabadikan beberapa jenis kesenian rakyat aceh.

Sebagai salah satu Tarekat yang juga sudah berkembang di Indonesia ialah Tarekat Naqsabandiyah juga sebagai salah satu Tarekat yang paling luas penyebarannya. Maka, dalam pembahasan makalah ini akan dijelaskan hal ihwal tentang Tarekat Naqsabandiyah baik seputar latar belakang, perkembangan dan penyebarannya di dunia dan khususnya di Indonesia serta ajaran-ajarannya.

Pendiri Tarekat Naqsabandiyah.

Istilah Naqsabandiyah pertama kali diperkenalkan oleh Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi, yang juga sekaligus sebagai pendiri Tarekat Naqsabandiyah. Beliau dilahirkan pada tahun 1318 di desa Qasr-i-Hinduvan (yang kemudian bernama Qasr-i Arifan) di dekat Bukhara, yang juga merupakan tempat di mana ia wafat pada tahun 1389. Sebagian besar masa hidupnya dihabiskan di Bukhara, Uzbekistan serta daerah di dekatnya, Transoxiana. Ini dilakukan untuk menjaga prinsip “melakukan perjalanan di dalam negeri”, yang merupakan salah satu bentuk “laku” seperti yang ditulis oleh Omar Ali-Shah dalam bukunya “Ajaran atau Rahasia dari Tariqat Naqsyabandi”. Perjalanan jauh yang dilakukannya hanya pada waktu ia menjalankan ibadah haji dua kali.

Dari awal, ia memiliki kaitan erat dengan Khwajagan, yaitu para guru dalam mata rantai Tarekat Naqsyabandi. Sejak masih bayi, ia diadopsi sebagai anak spiritual oleh salah seorang dari mereka, yaitu Baba Muhammad Sammasi. Sammasi merupakan pemandu pertamanya dalam mempelajari ilmu tasawuf. tepatnya ketika ia menginjak usia 18 tahun, dan yang lebih penting lagi adalah hubungannya dengan penerus (khalifah) Sammasi, yaitu Amir Sayyid Kulal al-Bukhari (w. 772/1371). Dari Kulal inilah ia pertama kali belajar terekat yang didirikannya.

Tarekat Naqsabandiyah adalah satu-satunya tarekat terkenal yang silsilah penyampaian ilmu spritualnya kepada Nabi Muhammad saw. melalui penguasa Muslim pertama yakni Abu Bakar Shidiq, tidak seperti tarekat-tarekat sufi terkenal lainnya yang asalnya kembali kepada salah satu imam Syi’ah, dan dengan demikian melalui Imam ‘Ali, sampai Nabi Muhammad SAW.

Tarekat Naqshbandiyah terbina asas dan rukunnya oleh 5 bintang yang bersinar di atas jalan Rasulullah SAW ini dan inilah yang merupakan ciri yang unik bagi tarekat ini yang membedakannya daripada tarekat lain. Lima bintang yang bersinar itu ialah Abu Bakr as-Siddiq, Salman Al-Farisi, Bayazid al-Bistami, Abdul Khaliq al-Ghujdawani dan Muhammad Bahauddin Uwaysi a-Bukhari yang lebih dikenali sebagai Shah Naqshband – Imam yang utama di dalam tarekat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *