PATI, patrolinusantara.press – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Edi Martanto, mengatakan, pihaknya mau mengorbitkan Nila Salin yang asalnya dari air tawar, namun sekarang bisa dipelihara di air payau.
“Ini terobosan baru sebagai inovasi. Terlebih sekarang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah menetapkan Pati sebagai Kampung Nila Salin, otomatis akan semakin eksis lagi pembudidayaan ikan jenis tersebut,” katanya.
Lanjutnya, saat ini di Kabupaten Pati sudah memiliki tambak Nila Salin lebih dari seribu hektare. Pasalnya, pihaknya mempunyai target luasan tambak nila salin di Kota Bumi Mina Tani hingga 1.500 hektare.
“Budidaya ikan nila salin yang terkenal ada di Desa Tunggulsari, (Kampung ikan) Kecamatan Tayu. Sedangkan saat ini sudah menyebar di Kecamatan Margoyoso, Dukuhseti dan juga sudah menyebar ke Kecematan yang lain juga,” tegasnya.
Kemudian dari pertumbuhan ikan nila salin ini tergolong cepat dan harganya juga lebih baik, serta cita rasa dagingnya lebih nikmat dan disukai konsumen, sehingga secara ekonomi ikan nila salin sangat menjanjikan.
“ada kelebihan lain terletak pada kulit dan sisik Nila Salin yang dapat mengeluarkan bakteri positif penetralisir hama penyakit,” ujarnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2021, jumlah pembudidaya ikan nila salin sebanyak 1.583 orang yang terbagi menjadi 43 kelompok budi daya. (Jamian/red)