SURABAYA, patrolinusantara.press – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak Kodam V/Brawijaya dan Polda Jawa Timur terus bersinergi mewujudkan Kondusifitas Ekonomi dan Sosial di Jawa Timur. Karena untuk mewujudkan hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja, perlu kolaborasi dari semua stakeholder di Jawa Timur.
“Sukses untuk segenap pimpinan, mari bersama-sama menjaga kondusifitas ekonomi produktivitas sosial di tengah masyarakat Jawa Timur” Kata Wagub Emil dalam sambutannya pada Rapat Pimpinan Kodam V Brawijaya di Lapangan Ahmad Yani Kodam V Brawijaya, Senin (14/3) pagi.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur yang akrab disapa Emil Dardak ini menjelaskan bahwa untuk menjaga kondusifitas ekonomi dan sosial perlu dilakukan telaah dan analisis kondisi ekonomi yang ada.
Oleh sebab itu, ia menilai penting bagi peserta Rapim Kodam V/Brawijaya untuk mengetahui keadaan perekonomian Jawa Timur saat ini.
“Mohon izin kami akan menyampaikan khusus mengenai kondisi perekonomian yang mungkin bisa menjadi referensi bagi bapak-bapak sekalian dalam menganalisa kondisi di lapangan,” ucap Wakil Gubernur Emil.
Di hadapan peserta Rapim Kodam V/Brawijaya, Emil Dardak menjelaskan bahwa kondisi perekonomian Jawa Timur sempat terkoreksi sebesar -2,33% akibat pandemi Covid-19. Dan sektor yang paling terdampak adalah sektor identik dengan daerah maju. Diantaranya sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor jasa. Namun usai terkontraksi, perekonomian Jawa Timur tumbuh mencapai 3,57% di tahun 2021 setelah mampu mengendalikan penyebaran Covid-19.
“Atas kerja keras bapak-bapak sekalian kami berterima kasih bahwa dengan terkendalinya Covid-19 pemulihan ekonomi kita menjadi lebih terfasilitasi” jelasnya.
Lebih lanjut Wakil Gubernur Emil menjelaskan, dibandingkan dengan provinsi lain yang memiliki skala dan karakteristik sama, maka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur menempati posisi kedua setelah Jawa Barat. Namun demikian, lanjutnya, setiap tahun perputaran ekonomi di Jawa Timur mencapai Rp 2.454 Triliun.
Ia juga mengungkapkan bahwa pendapatan perkapita Jatim pada tahun 2021 meningkat menjadi 60,04 juta.
Sehingga dapat diperoleh hitungan 240 juta per keluarga per tahun dengan asumsi 4 orang anggota tiap keluarga. Namun pada kenyataannya masih belum dapat mencapai nilai tersebut.
“Artinya isu ketimpangan ekonomi ini juga menjadi tantangan yang besar bagi kita semua,” ungkapnya.
“Bagaimana kemudian kita memiliki perekonomian yang besar tetapi masih ada ketimpangan yang kita hadapi di tengah masyarakat,” imbuhnya.
Wakil Gubernur Emil memaparkan salah satu tolok ukur yang dapat digunakan untuk melihat kesejahteraan ekonomi adalah dari tingkat pengangguran.
Pada saat terjadi Covid-19 tepatnya tahun 2020, angka pengangguran sempat naik hampir 7%. Jelang akhir tahun dengan kemampuan memulihkan kondisi Covid-19 terjadi akselerasi ekonomi dan tingkat pengangguran dapat diturunkan menjadi 5.84%. dan di 2021 menjadi 5.74%.
“Sekali lagi atas kerja keras bapak-bapak sekalian, dan ini lah kemudian yang menjadi fokus kita bersama,”tuturnya.
Ia menambahkan,Jawa timur menyumbang 1/6 dari perekonomian Indonesia yang merupakan perekonomian terbesar kedua setelah DKI Jakarta.
Selain itu, pada amanat Presiden RI melalui Perpres No. 80 Tahun 2019, Jawa Timur mendapat mandat untuk program strategis nasional. Dari amanat tersebut, meminta gubernur untuk menentukan prioritas mendorong pengembangan berbasis wilayah kawasan prioritas.
“Ada tiga kawasan superioritas yaitu Kawasan gerbangkertosusila, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan,” imbuhnya.
Ke depan, Mantan Bupati Trenggalek ini melanjutkan, adalah bagaimana mendorong agar pertumbuhan dan perekonomian terus berkembang. Sementara itu peningkatan SDM juga dapat terus dilakukan sehingga terjadi keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, tantangan perubahan zaman dan kualitas SDM yang dimiliki.
“Kita mendorong agar tercipta SDM yang mumpuni.
(Ngasri/Djoko/Ted)