KUDUS, patrolinusantara.press – Ruang kelas SDN 2 Klaling Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kondisinya sangat memprihatinkan. Para siswa belajar dalam kondisi dihantui rasa was-was jika plafon ambrol sewaktu-waktu menimpa para siswa, kerusakan plafon terutama di ruang kelas 1. Plafon di kelas tersebut ambrol sebagian, menyisakan lubang menganga tepat di atas para siswa.
Plafon di ruang kelas 1 itu pun disangga dengan dua bambu. Bambu digunakan sebagai penyangga, karena kayu plafon sudah lapuk sehingga rawan ambrol
Tim sempat bertanya kepada salah satu siswa mengatakan, “Saya takut kalau ambrol, harapannya segera diperbaiki,” kata salah satu siswa
Tim juga sempat mewawancarai, Kepala SDN 2 Klaling, Kusiyah, mengatakan kondisi ruang atap kelas 1 tersebut sudah lama rusak. Sejak dirinya bertugas di sekolah tersebut tahun 2018.
“Sebagian plafon sudah ada yang ambrol dan kayunya itu sudah lapuk. Saya ke sini ditugaskan tahun 2018 dan kondisinya seperti ini,” jelas Kusiyah ditemui di lokasi, pagi ini.
Kondisi atap plafon ruang kelas ambrol, Senin (17/1/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikcom)
Kusiyah mengaku terpaksa siswa belajar di ruang kelas yang kondisinya rusak parah. Dia beralasan karena tidak ada ruang lagi.
Pihaknya sempat memindah kegiatan belajar mengajar ke musala. Namun hal ini dinilai kurang efektif sehingga para siswa kembali belajar di ruang kelas.
“Sebetulnya was-was juga, karena ruang kelas yang pas, ya terpaksa di sini. Selama pandemi pas belum boleh tatap muka kita menempati di masjid, ini kembali karena di masjid kurang efektif,” jelas dia.
Menurutnya kondisi ruang kelas 1 sampai 6 rata-rata bagian atapnya rusak. Namun kerusakan paling parah terjadi di ruang kelas 1.
Kusiyah menyebut, terakhir pembangunan sekolah dilakukan 2009 silam. Itupun perbaikan ruang kantor guru.
“Ruang kelas ini kan memanjang dari kelas 1 sampai kelas 6, setiap ruang hampir seperti ini, cuman ruang ini yang paling parah,” ungkap Kusiyah.
Pihak sekolah, lanjutnya, telah mengusulkan perbaikan kepada Dinas Pendidikan. Namun hingga kini belum juga ada perbaikan. Dia berharap agar ada perhatian dari dinas terkait.
“Tahun 2019 sudah mengajukan perbaikan ruang kelas, kemudian 2020 sudah mengajukan lewat dapodik (data pokok pendidikan), saya sudah sampaikan ke dinas dan sudah diverifikasi, namun sampai ini belum (diperbaiki),” harap Kusiyah. Ujarnya
( B&W/ RED)