PATI, patrolinusantara.press – Dalam sepekan terakhir. H. Hardi menilai selain disebabkan curah hujan yang tinggi, bencana banjir juga disebabkan oleh Hutan di Pegunungan Kendeng yakni Pati Selatan yang gundul.
Politisi dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut menjelaskan, gundulnya hutan di antara Alih Fungsi lahan dari tanaman keras menjadi lahan musiman (Tanaman Jagung) menyebabkan kurangnya akar pohon sebagai penyangga juga berfungsi menyerap air hujan, air menggelontor langsung turun ke sungai hingga akhirnya meluap ke sawah dan pemukiman warga.
Bukannya tanpa alasan, banjir dadakan yang melanda Pati minggu ini seluruhnya terjadi di Kecamatan-Kecamatan Pati Selatan seperti Kayen, Sukolilo, Jakenan, Gabus, dan Batangan. Bahkan H. Hardi menyebut fenomena banjir ini selalu terjadi di waktu musim penghujan berlangsung bertahun-tahun.
“Sudah terbiasa seperti di Kayen terjadi banjir meski cuma lewat, ini finalnya di (Desa) Tanjang dan Ngantru banyak terdampar air karena dataran rendah. Penyebabnya ini karena hutan gundul, tidak ada tanaman keras, Tanaman Jati yang biasa menyerap air habis,” kata H. Hardi saat ditemui di Kantor Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Gerindra Pati kemarin, Sabtu, (12/3/2022).
Selain langkanya populasi pohon penyerap air, rusaknya hutan juga diperparah penanaman komoditas tanaman semusim khususnya jagung.
“Sedangkan jati juga agak berkurang dengan adanya ditanami jagung itu. Jane jagung butuh, tapi untuk penyerapan air ya butuh,” imbuhnya.
Untuk menanggulangi banjir tahunan, H.Hardi DPRD Pati selalu mendorong pemerintah untuk memperkuat sektor hutan di Kawasan Pegunungan Kendeng Pati Selatan. Juga meminta untuk mengatasi pendangkalan sungai di beberapa wilayah di Pati Selatan.
Awal Tahun 2011, Wilayah Pati Mulai Dilanda Banjir “Untuk pendangkalan sungai di Pati juga iya. Kan itu untuk penyerapan air. Karena derasnya hujan dan yang dataran rendah akhirnya air ini kelewatan, seharusnya sungai ini harus dikeruk,” tandas Hardi.
(Ytn/red)